Selasa, Agustus 26, 2008

Selamat Datang ya Bulan Ramadhan..........

Kita akan memasuki bulan Ramadhan, bulan penuh rahmat, berkah dan ampunan....Dengan setulus hati mohon ma'af lahir bathin untuk segala kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak...

Jadi teringat Do'a Malaikat Jibril sbb: "Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad,
apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan ummatnya Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada) Tidak berma'afan terlebih dahulu antara suami istri Tidak berma'afan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya. Maka Rasulullahpun mengatakan amiin sebanyak 3 kali.

Dapat kita bayangkan, yang berdo'a adalah Malaikat dan yang meng-amiinkan adalah Rasullullah dan para sahabat, dan dilakukan pada hari Jum'at.

Tanpa Disadari
11 bulan
banyak kata sudah diucapkan dan dilontarkan tak semua menyejukkan,
11 bulan
banyak perilaku yang sudah dibuat dan diciptakan tak semua menyenangkan,
11 bulan
banyak keluhan, kebencian, kebohongan menjadi bagian dari diri,
saatnya istirahat dalam "perjalanan duniawi"
saatnya membersihkan jiwa yang berjelaga,
saatnya menikmati indahnya kemurahanNya
saatnya memahami makna pensucian diri

Selamat menunaikan Ibadah Puasa bersama kita leburkan kekhilafan, Semoga dengan puasa mempertemukan kita dengan Keagungan Lailatul Qadar dan kita semua menjadi pilihanNya untuk dikabulkan do'a - do'a dan kembali menjadi fitrah

Rabu, Agustus 20, 2008

Sepuluh Tanda Istiqamah

Sumber: Durratun Nashihin

Tanda istiqamah seseorang ialah bila ia memelihara sepuluh hal, dengan mewajibkannya atas dirinya.

Pertama,
memelihara lidah dan menggunjing orang lain, karena firman Allah Ta’ala, “Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain.”

Kedua, menjauhi buruk sangka, karena firman Allah swt, “Jauhilah kebanyakan dan prasangka, sesungguhnya sebagian dan prasangka itu ialah dosa. Dan, juga sabda Nabi saw, “Hindarilah olehmu berburuk sangka, karena buruk sangka adalah ucapan yang paling dusta.”

Ketiga, menjauhkan din dan memperolok-olok orang lain, karena firman Allah swt, “Janganlah suatu kaum memperolok-olokan kaum yang lain, karena boleh j adi mereka yang diolok-olokan lebih baik dan mereka yang mengolok-olokan.”

Keempat, menahan pandangan dan hal-hal yang diharamkan Allah Ta’ala. “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya.”

Kelima, kejujuran Iidah, karena firman Allah Ta’ala, “Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil.”

Keenam, menafkahkan harta di jalan Allah, karena firman Allah Ta’ala, “Nafkahkanlah di jalan Allah sebagian dan hasil usahamu yang baik-baik.”

Ketujuh, jangan boros, karena firman Allah Ta’ala, “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros.”

Kedelapan,
jangan ingin diunggulkan atau dibesarkan dirinya, karena firman Allah Ta’ala. “Negeri akhirat itu kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan din dan berbuat kerusakan di muka bumi. Dan kesudahan yang haik itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa.”

Kesembilan,
memelihara shalat lima waktu, karena firman Allah Ta’ala, ‘Peliharalah semua shalatmu dan shalat wustha. Berdirilah untuk Allah dalam shalatmu dengan khusyu’.”

Kesepuluh
, teguh hati dalam menganut Ahlu Sunnah wal Jamaah, karena firman Allah Ta’ala, “Dan bahwa yang kami perintahkan ini adalahjalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; danjanganlah kamu mengikuti jian yang lain, karenajalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dan jalan-Nya.” Wallahu ‘alam...

Selasa, Agustus 19, 2008

Memaafkan Orang Lain

Penulis: Abdullah Gymnastiar (Aa Gym)

Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan, tolaklah kejahatan itu dengan cara yang lebih baik. Maka apabila diantaramu dan diantara orang lain terdapat sebuah permusuhan, anggaplah seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan anggaplah seolah-olah teman setia. Dan tidaklah dia dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidaklah dianugerahkan selain kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.

Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya mengadu domba dan pendendam tempatnya di neraka keduanya tidak akan berkumpul pada hati seorang muslim. Barang siapa yang meminta maaf kepada saudaranya yang muslim dan dia tidak mau memberi maaf maka dia mempunyai dosa sebesar dosa orang yang merampok.”

Membalas kejahatan dengan kebaikan dapat mengubah orang yang tadinya bermusuhan menjadi kawan yang karib dan Allah tidak memberikan sesuatu kecuali bagi orang-orang yang sabar. Dendam adalah buah hati yang merasa terluka, teraniaya dan yang merasa haknya diambil. Makin kuat dendam seseorang maka akan berwujud amarah, kedengkian dan dapat mencelakakan orang lain.

Orang yang dendam sesungguhnya menghina din sendiri dan akan menghancurkan kebahagiaan, fikiran, akhlak dan menghancurkan kehidupan dunia serta akhirat dirinya. Kita tidak bisa memaksa orang lain bersikap baik kepada kita tapi kita bisa memaksa din kita untuk menyikapi sikap orang lain dengan cara terbaik. Jika kita ingin mulya maka kita harus menganggap semua orang saudara hingga kita tidak mempunyai musuh dan jangan mempermasalahkan masalah tapi kita harus menyelesaikan masalah dan juga memberikan kemaslahatan buat orang lain. Kalau kita bahagia maka orang lainpun harus ikut bahagia.

Kalau kita dikritik, dibenci dan dikoreksi orang lain maka kita harus menyikapi dengan benar. Yaitu dengan cara menerima, mengevaluasi dan memperbaiki diri kita, jadi kita tidak akan pernah merasa rugi diperlakukan orang seperti apapun. (imm)

Rabu, Agustus 13, 2008

Mengalir Seperti Air

Seorang pria mendatangi seorang Guru. Katanya, “Guru, saya sudah bosan hidup. Benar-benar jenuh. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yang saya lakukan selalu gagal. Saya ingin mati.” Sang Guru tersenyum, “Oh, kamu sakit.” “Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati.”

Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Guru meneruskan, “Kamu sakit. Dan penyakitmu itu bernama, ‘Alergi Hidup’. Ya, karnu alergi terhadap kehidupan.” Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan ini mengalir terus, tetapi kita menginginkan keadaan status—quo. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit. Penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit.

Usaha, pasti ada pasang-surutnya. Dalam berumah-tangga, pertengkaran kecil itu memang wajar. Persahabatan pun tidak selalu langgeng. Apa sih yang abadi dalam hidup mi? Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita. “Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu benar-benar bertekad ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku.” kata sang Guru.

“Tidak Guru, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup.” Pria itu menolak tawaran sang Guru. “Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?” “Ya, memang saya sudah bosan hidup.” “Baiklah. Kalau begitu besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini. Malam nanti, minumlah separuh isi botol in Sedangkan separuh sisasnya kau minum besok sore jam enam. Maka esok jam delapan malam kau akan mati dengan tenang. Kini, giliran pria itu menjadi bingung. Sebelumnya, semua Guru yang Ia datangi selalu berupaya untuk memberikan semangat hidup. Namun, Guru yang satu ini aneh. Alih-alih memberi semangat hidup, malah menawarkan racun.

Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, Ia menerimanya dengan senang hati. Setibanya di rumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut “obat” oleh sang Guru tadi. Lalu, ia merasakan ketenangan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai! Tinggal malam, 1 hari, dan ia akan mati. Ia akan terbebaskan dan segala macam masalah. Malam itu, Ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran Jepang. Sesuatu yang tidak pernah Ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Ini adalah malam terakhirnya. Ia ingin meninggalkan kenangan manis.

Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya amat harmonis. Sebelum tidur, ia mencium bibir istrinya dan berbisik, “Sayang, aku mencintaimu.” Sekali lagi, karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis Esoknya, sehabis bangun tidur, Ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Setengah jam kemudian ia kembali ke rumah, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi Itu adalah pagi terakhir, Ia ingin menInggalkan kenangan manis! Sang istripun merasa aneh sekali, “Sayang, apa yang terjadi hari ini? Selama ini, mungkin aku salah. maafkan aku, sayang.”

Di kantor, ia menyapa setiap orarig, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, “Hari ini, Bos kita kok aneh ya?” Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan menghargai terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya. Pulang ke rumah jam 5 sore, Ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya, “Sayang, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepot kan kamu.” Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, “Ayah, maafkan kami semua.
Selama ini, ayah selalu tertekan karena perilaku kami.”

Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya? Ia mendatangi sang Guru lagi. Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui spa yang telah terjadi, “Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh. Apabila kau hidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup.

Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan.” Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Konon, ia masih mengalir terus. Ia tidak pernah lupa hidup dalam kekinian. Itulah sebabnya, ia selalu bahagia, selalu tenang, selalu HIDUP! Submitted by Sukadi (unitedcan.com)

Kamis, Agustus 07, 2008

Malam Pertama

Di nyanyikan oleh: Chrisje
Pagi yang cerah,
Senyum di bibir Merah.
Dari balik Jendela..... Bukan, bukan yang ini, tapi malam pertama di bawah ini..


Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara
Hari itu...mempelai sangat dimanjakan
Mandipun...harus dimandikan
Seluruh badan Kita terbuka....
Tak Ada sehelai benangpun menutupinya. .
Tak Ada sedikitpun rasa malu...
Seluruh badan digosok Dan dibersihkan
Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan
Bahkan lubang - lubang itupun ditutupi kapas putih...
Itulah sosok Kita....
Itulah jasad Kita waktu itu

Setelah dimandikan.. .,
Kitapun kan dipakaikan pakaian=2 0cantik berwarna putih
Kain itu ...jarang orang memakainya..
Karena bermerk sangat terkenal bernama Kafan
Wewangian ditaburkan ke baju Kita...
Bagian kepala..,badan. .., Dan kaki diikatkan
Tataplah.... tataplah. ..itulah wajah Kita
Keranda pelaminan... langsung disiapkan
Pengantin bersanding sendirian...

Mempelai di arak keliling kampung bertandukan tetangga
Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul
Kita diiringi langkah gontai seluruh keluarga
Serta rasa haru para handai taulan
Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah Dzikir
Akad nikahnya bacaan talkin...
Berwalikan liang lahat..
Saksi - saksinya nisan-nisan. .yang tlah tiba duluan
Siraman air mawar..pengantar akhir kerinduan

Dan akhirnya.... . Tiba masa pengantin..
Menunggu Dan ditinggal sendirian... .
Tuk mempertanggungjawab kan seluruh langkah kehidupan
Malam pertama bersama KEKASIH..
Ditemani rayap - rayap Dan cacing tanah
Di kamar bertilamkan tanah..
Dan ketika 7 langkah tlah pergi....
Kitapun kan ditanyai oleh sang Malaikat... Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur...
Ataukah Kita kan memperoleh Siksa Kubur.....
Kita tak tahu...Dan tak seorangpun yang tahu....
Tapi anehnya Kita tak pernah galau ketakutan... .
Padahal nikmat atau siksa yang kan kita terima
Kita sungkan sekali meneteskan air mata...
Seolah barang berharga yang sangat mahal...

Dan Dia Kekasih itu.. Menetapkanmu ke syurga..
Atau melemparkan dirimu ke neraka..
Tentunya Kita berharap menjadi ahli syurga...
Tapi....tapi ....sudah pantaskah sikap kita selama ini...
Untuk disebut sebagai ahli syurga

Sahabat...mohon maaf...jika malam itu aku tak menemanimu
Bukan aku tak setia... Bukan aku berkhianat.. ..
Tapi itulah komitmen azali tentang hidup dan kehidupan
Tapi percayalah.. .aku pasti kan mendo'akanmu. =2 0..
Karena ...aku sungguh menyayangimu. ..
Rasa sayangku padamu lebih dari apa yang kau duga
Aku berdo'a....semoga kau jadi ahli syurga. Amien

Sahabat..... , jika ini adalah bacaan terakhirmu
Jika ini adalah renungan peringatan
dari Kekasihmu
Ambillah hikmahnya... ..
Tapi jika ini adalah salahku...maafkan aku....
Terlebih jika aku harus mendahuluimu. ...
Ikhlaskan Dan maafkan seluruh khilafku
Yang pasti pernah menyakiti atau mengecewakanmu. ....
Kalau tulisan ini Ada manfaatnya.. ..
Siapa tahu ...suatu saat kau ingat padaku
Dan...aku tlah di alam lain....
Satu pintaku padamu...
Tolong do'akan aku....


Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati
supaya menetapi kesabaran. (QS 103:1-3)


Yusuf Padangpradapa

Selasa, Agustus 05, 2008

Ya Allah, Kenalkan Aku dengan Diriku

Di antara ciriciri kebahagiaan dan kemenangan seorang hamba adalah: Bila ilmu pengetahuannya bertambah, bertambah pula kerendahan hati dan’kasih sayangnya. Setiap bertambah amal-amal shalih yang dilakukannya, bertambah pula rasa takut dan kehati-hatiannya dalam menjalankan perintah Allah. Semakin bertambah usianya, semakin berkuranglah ambisi-ambisi keduniaannya. Ketika bertambah hartanya, bertambahpula kedermawanan dan pemberiannya pada sesama. Jika bertambah tinggi kemampuan dna kedudukannya, bertambahlah kedekatannya pada manusia dan semakin rendah hati pada mereka.

Sebaliknya, ciri-ciri kecelakaan seseorang adalah: Jika bertambah ilmu pengetahuannya, bertambah kesombongannya. Setiap bertambah amalnya, bertambah kebanggaannya pada din sendiri dan penghinaannya pada orang lain. Bila semakin bertambah kemampuan dan kedudukannya semakin bertambah pula kesombongannya. (Ibnul Qayyim, Al Fawaid)

Saudaraku, Suasana apa yang terekam dalam jiwa kita saat membaca kalimat-kalimat di atas? Bilakah kita berada dalam daftar orang-orang yang berbahagia dan menang? Atau, celaka? Smoga Allah swt membimbing hati dan Iangkah kita untuk tetap memiliki karakter orang-orang yang berbahagia dan menang. Semoga Allah menjauhkan hati dan langkah kita dan karakter orang-orang yang terpedaya oleh ilmu, amal dan kemampuannya. Amiin.
Saudaraku, Di antara manfaat lain yang bisa kita petik dan petuah

Ibnul Qayyim itu adalah, kedalaman ilmunya tentang lintasan dan perasaan-perasaan jiwa. Ibnul Qayyim yang banyak berguru pada Imam Ibnu Taimiyyah itu, berhasil mengenali karakter jiwa kemanusiaannya, sampai ia pun kemudian banyak mengeluarkan nasihat-nasihat yangmaknanya sangat dalam dan menyentuh tentang jiwa.

Saudaraku, Mengenali din memang penting. ‘Man arafa nafsahu, arofa Rabbahu,”orang yang mengenal dirinya, akan mengenal Tuhannya. Begitu kata Ali radhiallahu anhu. Rasulullah saw juda mengajakrkan kita untuk lebih banyak bercermin dan mengevaluasi din sendiri, ketimbang bercermin dan mengevaluasi orang lain. Orang yang sibuk oleh aib dan kekurangannya, kata Rasulullah lebih beruntung, ketimbang orang yang sibuk dengan kekurangan orang lain.

Dan memang, manfaat menjalani nasihat Rasulullah ini adalah seperti dikatakan oleh Ibnul Qayyim, “Barangsiapa yang mengnal dirinya, ia akan sibuk untuk memperbaiki din daripada sibuk mencari-cari aib dan kesalahan orang lain.” Saudaraku, genggam erat-erat tali keimanan kita, Kenalilah din. Pahami kebiasaannya. Rasakan setiap getarannya. Lalu berhati-hati dan kontrollah kemauan dan kecenderungannya. Waspadai kekurangannya dan manfaatkan kelebihannya. Berdoalah pada Allah agar Ia menyingkapkan ilmu-Nya tentang din kita. Sebagaimana senandung do’a yang dilantunkan Yusuf bin Asbath, murid Sofyan Ats Tsauri, “Allahumma arrifnii nafsii.... “Ya Allah kenalkanlah aku dengan diriku sendiri....
Muhammad Nursani (Dipetik dan rubrik Ruhaniyat, Majalah Islam Tarbawi, edisi 20 th.2)